-->

Tuesday, March 29, 2016

Inilah Jawaban Mengapa Allah Menciptakan Orang Cacat

Inilah Jawaban Mengapa Allah Menciptakan Orang Cacat

Seorang non Muslim mengajukan pertanyaan kepada Doktor Zakir Naik dalam sebuah forum di India, orang tersebut mengajukan pertanyaan mengapa Tuhan menciptakan orang-orang cacat.

Bukan hanya itu, orang tersebut juga menanyakan apakah dalam Al-Qur’an ada penjelasanya atau apakah Nabi Muhammad pernah menjelaskanya?

Mendapat pertanyaan tersebut, Doktor Zakir menyambut dengan senyuman khasnya. Berikut ini jawaban Doktor Zakir mengapa Allah menciptakan orang cacat yang sudah dialihbahasakan kedalam bahasa Indonesia oleh tim tarbiyah.net, senin(28/3/2016).

“Saudara ini mengajukan pertanyaan yang sangat bagus,” kata Dr Zakir Naik mengawali jawabannya. “Mengapa dan apa alasannya Allah menciptakan sebagian orang terlahir sebagai orang yang cacat? Alasannya dijelaskan dalam Quran Surat Al Mulk ayat 2.

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al Mulk: 2)”

Dr Zakir Naik lantas menjelaskan perbedaan pandangan Islam dengan Hindu tentang orang-orang yang terlahir cacat.

Dalam Hindu, ada sebuah filosofi yang disebut sanskara atau reinkarnasi. Bahwa seseorang yang mati akan terlahir kembali sebagai sosok tertentu tergantung apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya. Itu juga disebut sebagai karma.

Jika amal perbuatannya baik, ia akan terlahir kembali dalam tingkatan makhluk yang lebih baik. Sebaliknya jika ia berbuat buruk, ia akan terlahir kembali dalam tingkatan makhluk yang lebih rendah.

Tingkatan makhluk tertinggi dalam reinkarnasi adalah manusia. Manusia sendiri terbagi dalam berbagai kasta dari terendah hingga tertinggi: pariah, sudra, waisya, satria dan brahmana. Sedangkan makhluk tingkatan terendah adalah binatang, yang juga terbagi dalam berbagai tingkatan.

Jika satu makhluk berbuat baik dan mati, kelak ia akan lahir kembali sebagai makhluk yang tingkatannya lebih tinggi. Sehingga binatang pun jika berbuat baik akan bereinkarnasi menjadi manusia dan manusia jika berbuat buruk akan terlahir sebagai makhluk yang lebih rendah hingga menjadi binatang.

Mengenai benar tidaknya reinkarnasi ini, Dr Zakir Naik hanya menjawabnya dengan sebuah pertanyaan.

“Semakin ke sini, kejahatan manusia semakin bertambah atau semakin berkurang?”

“Semakin bertambah,” jawab hadirin.

“Populasi manusia semakin bertambah atau berkurang?”

“Semakin bertambah.”

“Jika manusia yang berbuat buruk bereinkarnasi menjadi binatang, semestinya populasi manusia bertambah atau berkurang?”

“Berkurang,” jawab hadirin sambil tertawa. Merasa lucu dengan konsep reinkarnasi.

Nah, berbeda dengan konsep reinkarnasi, dalam Islam seseorang terlahir cacat atau tidak semua itu adalah ujian. Berdasarkan ujian itu, seseorang akan dinilai.

Allah menguji tiap orang dengan cara berbeda. Ada yang dijadikan orang kaya. Apakah dengan itu ia bersyukur, mengeluarkan zakat. Sedangkan orang miskin justru mendapatkan zakat. Orang miskin lebih mudah hisabnya, orang kaya hisabnya lebih sulit.

Sama halnya orang yang terlahir cacat kadang ada yang bertanya apa dosa bayi itu? Dalam Islam semua bayi suci, tidak ada yang berdosa. Ia tidak bersalah. Namun itu adalah ujian baginya, ujian bagi orangtuanya apakah percaya kepada Allah. Kali ini diuji dengan ujian yang sulit. Dan semakin sulit ujian semakin besar pahala.

Seperti orang yang menempuh S1, ujiannya mudah. Ia jadi sarjana. Ujian S2 lebih sulit. Ujian S3 lebih sulit lagi, tetapi jika ia lulus, ia menjadi doktor.

Demikianlah, semakin besar ujian semakin besar pahala dan derajat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

[islamedia/mh]

Previous
Next Post »

Post a Comment