Hidup itu nggak sekedar soal rasa dan karsa tapi juga bicara soal cipta dan karya. Nah, dalam proses berkarya ssendiri, pasti tak lepas dari yang namanya haters alias orang yang membenci. Seperti konsep filosofi Tionghoa yang biasa dikenal dengan istilah Yin dan Yang, yang mana diantara orang yang menyukai kita pasti ada pula orang yang nggak suka. Bahkan sebaliknya.
Bicara soal haters pun ibarat hembusan angin yang datang dan pergi tanpa disadari dan tanpa kita minta. Nggak cuma mereka para kumpulan public figure, atau yang lain, tapi sebenarnya orang-orang biasa pun bisa jadi mungkin juga punya haters. Hal ini pun yang disampaikan sama teman kita, Winanda. Doi nggak kaget waktu ditanya soal haters. Karena katanya, haters itu pasti ada.
“Semua orang sih pada umumnya punya haters ya. Hanya beda kadarnya saja,” katanya membuka obrolan. “Kalau aku pribadi sih mungkin punya haters ya. Tapi nggak yang ngeri banget. Dan aku pun menanggapinya dengan biasa saja. Jadi dia-nya (orang yang membenci, red) juga nggak heboh banget,” imbuh Winanda saat kita tanya perihal orang yang membenci dia.
Lain hal-nya dengan Winanda, teman kita Alvina pun juga punya pendat yang hampir sama. Meskipun masih duduk dibangku SMA, tapi doi juga menyampaikan bahwa nggak menutup kemungkinan pasti ada orang-orang yang nggak suka sama diri kita.
“Aku juga nggak tahu sih kalau ditanya punya haters atau nggak. Tapi aku yakin sih pasti ada orang yang nggak suka sama aku. Ya… namanya juga hidup, pasti ada hitam dan putih,” kata warga SMA Don Bosko Semarang itu.
Hmm… bener juga sih apa yang dikatakan sama teman kita diatas. Dimana ada putih pasti selalu ada titik hitam yang menyelimuti dan dimana ada hitam pasti disitu ada setitik putih yang terlibat. Pada intinya, kalau Ekspresi boleh jadi ‘sok’ bijak, hiduplah dengan melakukan apa yang kamu yakini itu benar dan bermanfaat. Terus berkarya, jangan cuma mengandalkan rasa dan karsa apalagi menjadi yang paling benar. Lemesin dulu, bro…