-->

Monday, October 10, 2016

Masa Lalu Memang Ditakdirkan untuk Berakhir, dan Masa Depan adalah Tempat yang Ditakdirkan Tuhan untuk Kita

Setiap orang memiliki kisah masa lalunya, begitu juga dengan kamu dan aku. Meski sekarang kita telah memulai kisah yang baru, tapi kita sendiri pun tak sanggup menghapus semua kisah yang pernah ada sebelum kita bersama.



Untukmu yang saat ini bersamaku, taukah kamu terkadang aku begitu ingin menyelami masa lalumu?
Betapa aku ingin mengenalmu bahkan jauh sebelum kita saling mengenal. Siapa saja yang pernah mengisi hatimu? Entah itu kekasih atau hanya sekedar saling menggagumi tanpa sempat memiliki.
Terkadang cerita lama itu memang terlalu “manis”, sebuah kata paling klise yang dapat menggambarkan perasaan itu. Bahkan ketika aku membaca tiap kata manismu untuknya, aku pun tak mampu menahan sedih. “betapa manisnya kamu dimasa lalu ?”

Menjelajahi kehidupan masa lalumu memang sama saja dengan membunuh perasaanku sendiri. Tapi beginilah caraku mengenalmu, dan inilah caraku memahamimu. Walau tak jarang masa lalumu melukai perasaanku, tapi untukku itu hanya sekadar refleksi kekhawatiranku. Tenanglah, aku di sini percaya bahwa dirimu yang sekarang bukan lagi bagian dari cerita itu.

Dan untuk semua orang yang pernah menjadi bagian kisah masa lalumu.
Hidup adalah sebuah proses yang tak ada habisnya, dan masa lalu adalah salah satu puzzle dari proses panjang itu. Untuk itu, terima kasih telah menjadi bagian seseorang yang saat ini bersamaku.
Cukuplah cerita itu hanya menjadi cerita masa lalu, dan biarkan berakhir tanpa lagi menggungkit episode-episode kerinduan akan sosoknya. Bukankah kita sudah punya kisah kita sendiri? Jadi, berhentilah menyesali dan mencari sesuatu yang telah kau lewatkan.
Dan teruntuk selembar harapan tentang kisah di masa depan…
“Masa lalu memang di takdirkan untuk berakhir, dan masa depan adalah tempat yang Tuhan takdirkan untuk kita”. Cerita masa depan ini bukanlah lagi tentang kamu dan aku, apalagi mereka yang pernah hadir dimasa lalu. Tapi ini semua tentang “kita”! Bukankah nanti kita berdua yang akan menulis sendiri harapan-harapan indah ini? Semoga saja jalinan ini akan tetap menjadi pena yang tak akan pernah habis tintanya, dan mengisi tiap lembar-lembar kosong kisah yang akan kita lalui bersama.
idntimes.com

Previous
Next Post »

Post a Comment